;
;

Senin, 23 Februari 2009

Dari Jarak Pagar Menjadi Bio Solar...

Tanaman bahan bakar nabati ini merupakan alternatif yang cukup fisibel untuk digunakan sebagai pengganti bahan bakar solar...(disamping bahan lain, seperti tebu dan bunga matahari). Apakah kita akan segera menggunakannya? belum..., kita masih memiliki cadangan minyak bumi yang banyak..
Kenapa kita tidak belajar dari negara lain seperti amerika, jerman dan australia...mereka sudah membangun ladang dan lahan pengolahannya...dengan kapasitas produksi jutaan liter pertahun, dan terus bersiap dengan lahan dan pabrik lainnya. lihat http://biodiesel.org.au/Biodiesel%20Production/biodieselproduction.html
Indonesia baru akan meliriknya ketika keadaan terdesak (cadangan minyak menipis), dimana saat itu negara lain telah siap dengan produksinya...mungkin saat itu kita menjadi pengimport bio-diesel terbesar!? Kenapa, kenapa dan kenapa? Begitulah selalu pertanyaan yang muncul...
Inilah indonesiana, yang belum bisa belajar dari pengalaman...Karena kesibukan tingkat elit mengurusi hal lain-lain. Banyak masalah yang akan dihadapi kemudian hari, yang perlu dipikirkan langkah antisipasinya...atau kita semua akan merasakan kerepotannya?!

Minggu, 22 Februari 2009

Deman Facebook Melanda Indonesia


Kompas, Jakarta: Ada jejaring sosial yang semakin menjamur di kalangan pengguna internet: facebook. Belakangan, fasilitas nampang gratis di dunia mayayang dibuat pertama kali lima tahun lalu itu kini mulai menggeser pengguna Yahoo! Messenger, Friendster, dan Blog. Ada kelebihan facebook, yaitu menggabungkan fitur-fitur dari messenger sebelumnya.


Di facebook, orang tak hanya bisa memajang foto, tulisan, tetapi sekaligus interaksi langsung. Tak heran, banyak cerita seru tentang seseorang yang bisa bertemu kawan lama setelah belasan tahun tak bertemu. Manfaat lain? Memamerkan koleksi foto pribadi zaman dulu.


Facebook makin beken gara-gara dipakai Barack Obama berkampanye. Di Indonesia, yang terinspirasi ikut memanfaatkan facebook untuk kampanyeantara lain Prabowo Subianto, Jusuf Kalla, Wiranto, Sutiyoso, dan banyak lagi para calon legislatif. see more http://www.metrotvnews.com dan http://www.mail-archive.com/

Selasa, 17 Februari 2009


Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Umum DPP Golkar Agung Laksono menegaskan, tidak ada kegamangan di internal Golkar untuk menentukan calon presiden dan calon wakil presiden (Wapres).


"Golkar tidak ragu, tidak gamang. Memang selama ini belum waktunya (tentukan Capres dan cawapres)," kata Agung Laksono usai diskusi Agenda 23 Wacana dari Slipi bertema "Moratorium Pemekaran Daerah" di DPP Golkar di Slipi Jakarta, Selasa (17/2).


Diskusi yang dipandu Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Ichsan Loulembah dan dibuka Agung Laksono, juga menghadirkan Mendagri Mardiyanto, Wakil Ketua Komisi II DPR Idus Marham, pengamat ekonomi Universitas Indonesia (UI) Bambang Brodjonegoro serta Ketua Umum PWI Pusat Margiono.


Agung Laksono mengemukakan, Golkar sudah menyepakati bahwa Capres dan Cawapres akan ditentukan setelah Pemilu legislatif 9 April 2009. Hal itu sesuai keputusuan Rapimnas Golkar. Karena itu, tidak tepat dianggap Golkar ragu atau gamang karena memang belum waktunya.


Untuk menyongsong waktu sesuai keputusan Rapimnas Golkar mengenai pencalonan presiden dan Wapres, DPP Golkar sudah menyusun langkah, yaitu menjaring nama-nama untuk dinominasikan sebagai bakal calon presiden dan bakal Cawapres.


Penjaringan nama sebagai nominator bakal Capres dan bakal Cawapres itu melibatkan seluruh jajaran, baik DPD Golkar Tingkat II (kabupaten/kota), DPD Golkar Tingkat I (provinsi) maupun Ormas-Ormas yang mendirikan Golkar.Setiap DPD II diharuskan merekomendasikan tujuh nama. Nama nominator dari DPD II diajukan ke DPD I Golkar. Setiap DPD I nantinya menetapkan tujuh nama atas usulan DPD II Golkar.Tujuh nama dari seluruh DPD I Golkar akan disampaikan ke DPP Golkar.


Menurut Agung, tujuh nama dari DPD Golkar diharapkan sudah diterima DPP Golkar pada Maret 2009. Selanjutnya, dilakukan survei atas tujuh nama yang masuk nominasi.Hasil survei itu yang akan disampaikan ke Rapim Khusus Golkar setelah Pemilu legislatif tetapi sebelum pemilihan presiden. "Rapimnas khusus yang akan memutuskan nama yang akan diajukan, berdasarkan hasil survei atas tujuh nama yang diusulkan seluruh DPD Golkar.


Jadi penjaringan sebelum Pemilu legislatif, penetapannya setelah Pemilu tersebut," katanya.Mengenai siapa yang berhak diusulkan DPD Golkar, Agung menjelaskan, tidak mesti kader Golkar. Tujuh nama yang akan ditetapkan dalam Rapimnas Khusus Golkar setelah Pemilu legislatif bisa Capres dan bisa Cawapres.

Minggu, 15 Februari 2009

Kadin Minta Pemerintah Turunkan Premium Jadi Rp.3900,-


Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komite Tetap Perdagangan Dalam Negeri Kadin Indonesia, Bambang Soesatyo, mengharapkan pemerintah menurunkan harga bensin premium menjadi Rp3.900, per liter untuk mendongkrak kemampuan daya beli masyarakat secara signifikan.


"Pemerintah harus adil pada rakyat atas rencana kenaikkan gaji PNS dan TNI/Polri, dengan menurunkan lagi harga bensin premium yang dikonsumsi jutaan rumah tangga untuk transportasi ke harga ke-ekonomian menjadi Rp 3.900 per liter," katanya di Jakarta, Minggu.


Dengan menurunkan harga bensin premium itu, kata dia, jutaan rumah tangga Indonesia akan menikmati penguatan daya beli, sekaligus membuka peluang bagi peningkatan konsumsi masyarakat."Jika tidak berupaya memperkuat daya beli rakyat, rencana pemerintah menaikkkan gaji PNS dan TNI/Polri akan dirasakan sebagai ketidakadilan oleh masyarakat luas.


Bahkan menaikkan gaji PNS dan TNI Polri itu akan dilihat sebagai kebijakan populis, namun tidak pro rakyat, karena hanya abdi negara yang diuntungkan. Padahal puluhan juta orang sedang menderita akibat merosotnya daya beli mereka," kata Bambang.Ia mengatakan pemerintah dalam dalam tahun anggaran ini akan merealisasikan kebijakan menaikkan gaji PNS dan TNI/Polri guna menjaga kekuatan konsumsi masyarakat.


Namun, kata dia, konsumsi masyarakat itu bukan hanya PNS dan TNI/Polri. "Warganegara non PNS dan TNI/Polri pasti merasa diperlakukan tidak adil oleh pemerintah karena kekuatan konsumsi mereka tidak dijaga. Apalagi, rakyat tahu bahwa gaji PNS dan TNI/Polri dibayar dengan pajak rakyat," katanya.


Menurut dia, peningkatan daya beli masyarakat tidak akan efektif bila hanya dibatasi pada kenaikan gaji PNS dan TNI/Polri. Oleh karena itu kebijakan menjaga konsumsi masyarakat harus diperluas antara lain dengan menurunkan harga bensin premium tingkat harga keekonomiannya sebesar Rp 3.900, per liter.


"Dengan penurunan harga premium ke angka itu (Rp3.900 per liter), jutaan rumah tangga akan mendapatkan tambahan daya konsumsi cukup signifikan dari selisih harga itu," kata Bambang yang juga Ketua Umum ARDIN (Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distribusi) Indonesia.